Jadi ceritanya hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke-22 (perasaan kemarin baru 18 dah, tau-tau udah 22 aja.. jangan2 bentar lagi 30.. hyaaa). Berhubung saya lagi cukup gembira karena sudah gajian ronde 1 beberapa hari sebelumnya, dan gajian ronde 2 di hari ultahku ini, saya bermaksud menraktir beberapa teman yang memang sudah menagih-nagih dari seminggu sebelumnya. Pilihan tempatnya ada 10, yaitu: Marche Movenpick, The Social House, Loewy, Pizza e Birra, California Pizza Kitchen, Red Tomato, Bibliotheque, The Apartment, Indochine, dan Corks & Screw.
Pertama kali sih rencananya mau di Marche aja, karena suasananya seru, meriah, ada kereta gantungnya juga yang diisi dengan meja dan kursi makan, hehe. Padahal dulu restoran ini tersembunyi dan eksklusif di gedung Hotel Melia, ga begitu rame. Tapi, setelah ganti manajemen dan pindah ke Plaza Senayan, perasaan semua kalangan jadi punya akses ke situ, dan hasilnya jadi rame membludak, dan jadi banyak orang-orang norak yang menyerbu restoran ini, termasuk para ababil, yang sepertinya begitu bangga karena mendatangi restoran ini dan juga beranggapan bahwa restoran ini baru. Di Marche yang baru, steaknya masih enak, cuma jadi jauh lebih mahal dan pelit!! Swiss Chocolate-nya yang tadinya sangat enak itu, jadi beda. Ga enak... (tapi gw berhasil menemukan minuman coklat serupa sih, tapi di Multimart di Manado, heu) Berhubung saya udah pernah beberapa kali ke Marche, baik yang lama maupun yang baru, saya mencoret restoran ini dari daftar.
Pilihan kedua, Pizza e Birra. Tempatnya sih sepertinya mengasyikkan; berlangit-langit tinggi dengan atap dan dinding yang transparan karena terbuat dari kaca. Dan restoran ini, yang di Kuningan, letaknya di luar, rada deket jalan, dan bukan di dalam mal. Mungkin seru juga sore-sore makan di sini sambil diterpa cahaya matahari sore, namun karena rencana makannya bakalan malam, jadi restoran ini pun dicoret dari daftar.
Pilihan ketiga, The Social House. Kabarnya tempat ini merupakan tempat hang terpopuler para kaum hip (maksudnya apa pun saya tidak tau) dan sosialita Jakarta, juga para ekspatriat. Pengen sih nyobain, cuma begitu baca review para customernya yang pas masuk diplototin dari kaki sampe kepala (untuk mengecek kaum kelas apakah dia), dan juga pilihan menu dan suasananya yang biasa, jadi sepertinya restoran ini tidak begitu istimewa untuk dipakai merayakan ulang tahun.
Pilihan keempat, Loewy. Namanya rada-rada sok classy deh, haha. Makanya para sosialita, ekspatriat, dan lagi-lagi hip, menyukai tempat ini. Namun menurut review, katanya tempat ini rada bermasalah. Sangat ramai dan hingar-bingar di malam minggu, sehingga harus book, dan waiting listnya panjang. Saking penuhnya, tamu-tamu yang berlama-lama bahkan bisa diusir secara halus, dan makanan yang belum habis konon pernah diangkat oleh waiter tanpa permisi. Selain itu juga disebut bahwa waiter pernah salah membawa makanan lalu dikomplain oleh tamu, namun si waiter begitu sok tahu dan bersikeras bahwa dia tidak melakukan kesalahan dan tidak sedikit pun meminta maaf. Pada akhirnya disebut bahwa si waiter membawakan makanan yang benar dengan muka cemberut. Jadi sepertinya yang ini juga mesti dicoret dari daftar, ga mau ambil resiko ah..
Pilihan kelima dan keenam: California Pizza Kitchen dan Red Tomato. Banyak yang bilang pizza-nya enak, namun suasananya biasa dan casual banget sepertinya. Malah kata teman saya Red Tomato kaga halalan n toyiban, jadi kayaknya engga deh...
Pilihan ketujuh, kedelapan, kesembilan: The Apartment, Corks & Screw, Indochine. Yang 2 terakhir sepertinya mengasyikkan, tapi suasana dan temanya rada umum sih. Ga ada yang istimewa. The Apartment temanya unik, tapi karena terlalu rumahan, jadi mungkin bakal kurang mengasyikkan.
Jadi, pilihan jatuh pada Bibliotheque yang terletak di Sampoerna Strategic Square. Foto-fotonya di internet sepertinya sih mengasyikkan. Mirip perpustakaan tua yang berlangit-langit tinggi di kastil Harry Potter gitu deh. Setalah gw browse, range harganya sih sepertinya normal. 70an lah per menu, meski kabarnya ada yang sampe 200 bahkan 400ribuan. Menurut skala restoran yang saya temukan, range harga makanan di Bibliotheque setingkat dengan Tamani, berarti seharusnya murah. Beberapa sumber mengatakan restoran ini memiliki dress code yang strict. Bahkan gara-gara ini, gw sampe belanja baju lho..
Sehari sebelumnya, Novi udah teleponin restorannya dan book buat jam 6 atau 7an. Jam 4an gw dapet kabar bahwa Sita jatuh lagi. Trus gw tanyain, "Jatuh gimana? Jatuh dari motor? Dimana?" Sita pun membalas, "Di jalan, hiks... Gw ga tau nih bisa dateng atau nggak, tapi gw usahain. Ini lagi diobatin. Tapi tenang aja, gw udah nyiapin kado spesial kok"... Trus gw bales, "Waduh ada-ada aja... Perasaan jatuh mulu dah. Makanya latihan bawa motornya yang rajin. Cepet sembuh deh ya."
Jam stengah limaan gw nyamperin Novi di Plaza Semanggi. Dia yang keluar kantor jam 1 siang ternyata nyalon dulu di Rudy Hadisuwarno Plangi sembari menunggu. Dan dia merasa salah gaya rambut. Modelnya curly-curly gitu deh. Selain itu di Plaza Semanggi yang alay itu, kami sudah mengenakan pakaian lengkap yang sangat resmi. Bahkan Novi merasa ada orang lain yg menertawakan penampilannya yang sangat rapi dan resmi. Tak lama, Cinan nelpon dan nanyain, "Lo pada mau solat di mana?"